Senin, 17 Februari 2014


Ternyata menghadirkan kebahagiaan itu sangat sederhana. 
Ketika kita bisa membuat orang tersenyum dan kembali bersemangat hari ini, maka hari ini juga kita akan menikmati kebahagiaan.

Sehebat apapun kita, pasti akan ada orang yang tak suka (iri hati). 

Namun target hidup kita adalah menjadi orang baik. Bukan terlihat baik.

Masalah hidup bisa membuat kita menyerah dan menderita. Bisa membuat kita makin kuat dan mendewasa. Tergantung bagaimana kita menyikapinya

Carilah teman dan sahabat yg sempurna, maka kau akan sendiri selamanya. Carilah pendampng hidup yg sempurna, maka kau akan membujang selamanya.

Kesempurnaan manusia justru terletak pada ketidaksempurnaannya. Percayalah tiap orang punya kekurangan. Dg itu semoga kelak kita tak akan kecewa.

Kadang kita perlu mencintai seseorang sebagaimana matahari mencintai bumi. Terbit di pagi hari dg sinarnya yg sejuk, lalu berjalan perlahan menerik demi hadirnya siang, kemudian meredup dan akhirnya tenggelam.

Kadang kita hanya perlu mencintai dari jauh, seperti matahari yg mencintai bumi. Tak perlu saling mendekat, karena justru dg jauh cinta antar mereka terjaga. Jika mendekat, justru membuat mereka hancur. Binasa.

Agar hidup selamat, mari hati-hati terhadap tiga hal: 1. Cinta dunia hingga lupa akhirat, 2. Cinta hidup hingga lupa mati, 3. Cinta makhluk hingga lupa Pencipta

Cinta terbaik adalah saat kau mencintai seseorang yg membuat akhlakmu makin indah, jiwamu makin damai, hatimu makin bijak. Dia jadi penegur saat taatmu luntur. Jadi penasehat saat kau maksiat. Jadi pelipur saat semangatmu lebur. Dialah cinta terbaik, yg tak hanya ingin bersamamu di dunia, tapi berupaya agar bisa bersamamu di surga.

Rasanya tiga kriteria ini saja sudah cukup membahagiakan rumah tanggamu kelak usai menikah: 1. Yg baik akhlaknya, 2. Yg baik ilmu agamanya, 3. Yg mau dg kita. Selebihnya, bisa diupayakan usai menikah

Cinta terbaik adalah saat kau mencintai seseorang yg membuat akhlakmu makin indah, jiwamu makin damai, hatimu makin bijak. Dia tak hanya ingin bersamamu di dunia, tapi berupaya agar bersamamu di surga-Nya

Orang yg serius dg-mu, akan berupaya menjadi penegur saat taatmu luntur. Dia jadi pelipur saat semangatmu lebur. Bukan cuma yg pintar merayu dg i love you, tapi diajak nikah langsung kabur.

Orang yg serius dg-mu, dia selalu jadi penasehat saat kau maksiat. Jadi penyelamat di jalan terhormat. Bukan hanya yg cuma bisa ngasih cokelat. Tapi giliran diminta ketemu orang tuamu, dia pun cepat-cepat minggat

Jika ingin bahagia, bahagiakan sebanyak mungkin orang. Jika ingin hidup senantiasa dalam pertolongan, tolonglah sebanyak mungkin orang. Kalau ingin banyak yg mendoakan kita, doakan sebanyak mungkin orang. Itu janji Allah, dan Tuhan tak pernah melanggar janji-Nya.

Orang besar dalam sejarah, tak pernah luput dari tantangan, ujian, serta makian. Tapi yg membuat mereka dikenang, adalah karena mereka bersabar menjalani hidup sesuai nuraninya. Orang besar, awalnya ditentang. Pada akhirnya menjadi teladan.

Ada orang yg sukanya menghujat. Jadilah orang yg terus bertindak. Ada yg memang lebih suka mengkritik dan mendengki, jadilah yg lebih suka berbuat dan memperbaiki diri. Ada yg membenci, namun di lain tempat ada yg tak letih memberi bukti.

Tak begitu peduli seberapa buruk masa lalu kita, yg terpenting bagi kita saat ini adalah seberapa tinggi impian kita di masa depan, dan seberapa serius upaya yg kita lakukan di hari ini.

Masa lalu telah terjadi, ambil hikmahnya untuk perbaikan diri. Masa depan belum terjadi, maka citakan yg tinggi, lalu tuliskan agar teringat. Hari inilah hidup kita. Mari jalani sebaik mungkin.

Semua dari kita punya masalah. Lalu mengapa kita diminta untuk menolong orang lain ? Karena bisa jadi solusi masalah kita itu ada di orang lain.

Kita tidak bisa hidup sendiri. Maka tepatlah nasehat, sejuta teman itu kurang, satu orang musuh itu sudah banyak.

Namun selektiflah dalam bergaul. Bertemanlah dg siapa pun, tapi bersahabatlah dg orang yg memotivasi tergapainya impian tinggimu.

Lima tahun mendatang hidupmu tak jauh berubah kalau impian, upaya, sahabat, bacaan, dan ibadah kita itu-itu saja. Mari benahi agar Allah menghebatkan hidup kita.

Dalam Minhajul Abidin dan beberapa kitab lain dijelaskan, ketika kita menggunjing orang lain, sejatinya kita memberikan pahala kebaikan kita pada orang tersebut. Jika pahala kita sudah ludes, dosa orang yg kita gunjing itu yg dilimpahkan pada kita.

Kalau Hasan al-Bashri langsung kirim utusan membawakan hadiah makanan kepada orang yg menggunjingnya, sindiran Abdullah Mubarok tak kalah jleb, “Kalaulah saya perlu ngomongin kejelekan orang lain, pasti saya akan menggunjing ibu saya sendiri. Sebab beliaulah yg lebih berhak menerima kebaikan saya”.

Orang yg sibuk menilai diri sendiri, tak akan punya waktu menggunjing keburukan orang lain. Karena sadar, dosanya sendiri menggunung. Ia tahu betul, ketika telunjuknya sedang ia arahkan pada orang lain, empat jari lainnya menunjuk pada dirinya sendiri.

Empat tanda orang yg bahagia: 

Selalu ingat dosa yg ia kerjakan, mudah melupakan kebaikan yg telah ia lakukan, urusan ibadah ia sangat hobi melihat orang yg ibadahnya lebih baik dari dirinya, urusan dunia ia lihat yg tak seberuntung dirinya.

Agar kita tak terlampau ambisius dg dunia, mari lebih mengkhawatirkan akhirat kita. 

Dg hidup kita yg seperti ini, apakah kelak kita bisa meninggal dg husnul khatimah? 
Apakah kita menerima catatan amal dg tangan kanan? 
Apakah nanti kita bisa menikmati surga? 
Mari bersama kita perbaiki diri.

0 komentar:

Posting Komentar