Terkadang
kegagalan akan lebih baik dibanding keberhasilan. Pun begitu bagi Adam, Musa,
Yunus. Gagal adalah jalan cerita menuju mulia.
Adam
gagal
berlaku taat. Dia bermaksiat, lalu bertaubat. Maka dia pun diampuni dan
selamat. Adapun Iblis, awalnya berhasil dalam ibadah hingga kemuliaannya nyaris
menyamai malaikat. Lalu dia pun bangga diri dan membangkang perintah Ilahi.
Maka baginya laknat abadi.
Musa
gagal
menahan diri, membunuh orang, lalu lari meninggalkan negeri. Tapi kelak, dia diangkat
menjadi Nabi. Sementara Qorun berhasil menjadi kaya, lalu menakjubi
kemampuannya. Dia dibenamkan ke dalam bumi.
Yunus
gagal
bersabar, pergi dengan marah meninggalkan tugasnya. Dia lalu insyaf di dalam
perut ikan; bahkan Allah menyelamatkannya, dan umatnya berduyun-duyun mengimani
kebenaran. Di sisi lain, Bal’am berhasil menjadi ulama yang mustajab do’anya,
tapi berakhir dalam khianat hina.
Hanya
sebagai pengingat diri. Kegagalan bukan berarti menjadikan kita mati dan
terbenam dalam bumi. Tapi ia adalah penguat diri dan menjadikan hidup menjadi
lebih berkesan serta bermakna.
sumber :
“Menyimak
Kicau Merajut Makna”
dengan
perubahan
0 komentar:
Posting Komentar