Kapan kamu mati ?
“Masih lama... umurku baru 17 tahun!”
“Mungkin ntar kalau usiaku udah 70 th!”
“Hidupku masih panjang…”
“Tenang,, taubatnya ntar aja!!”
“Tau ah!!!!!!!!!!!!”
“Nikmati hidup. Gak usah mikir mati…”
Itulah jawaban orang-orang yang belum siap
mati. Atau mungkin orang yang takut mati. Karena mereka belum mempersiapkan
bekal yang cukup untuk kehidupan abadi mereka. Lantas bagaimana dengan kita?
Kapan nyawa kita diambil oleh Sang Pencipta? Mungkin setahun lagi, sebulan
lagi, seminggu lagi, atau mungin dalam hitungan beberapa detik lagi.
Unpredictable!!!
Yang jelas, segala rahasia tentang kematian
hanya Dia yang tau. Kita hanya bisa mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk
bertemu dengan Pencipta kita. Keinginan terbesar seorang hamba adalah berjumpa
dengan Sang Pencipta di Jannatun Na’im.
Ada sebuah kisah tentang seorang pemuda yang
lari saat akan dioperasi. Sang Dokter berkata “InsyaAllah, dia akan baik-baik
saja.” Dan dua minggu kemudian pemuda itu muncul dan menemui Dokter yang akan
mengoperasinya.
“Kenapa kamu melarikan diri?”
“Saya takut mati.”
“Kenapa takut mati?”
“Saya belum siap.”
(Mungkin akan muncul jabawan yang sama, ketika
kita ditanya tentang hal tersebut).
Mendengar jawaban pemuda tadi, Dokter pun
menceritakan sebuah kisah yang penuh hikmah untuknya.
Dhiya’ adalah seorang pegawai yang bertugas
memandikan mayat di sebuah rumah sakit angkatan bersenjata. Seorang komandan
meminta Dhiya’ untuk memandikan janazah rekannya yang telah meninggal dunia.
Maka Dhiya’ dan komandan tadi memandikan jenazah itu bersama-sama. Lalu pukul
11.30 siang mereka berpisah. Komandan membawa jenazah ke masjid untuk
disholatkan. Dan dhiya’ bersiap pulang untuk menunaikan sholat dhuhur.
Pada pukul 13.00 pihak RS menghubunginya bahwa
ada satu jenazah yang harus segera dimandikan. Dhiya’ segera pergi ke RS.
Setibanya disana ia membuka penutup jenazah. Dan ia sangat terkejut. Ternyata
jenazah tersebut adalah komandan yang baru berpisah dengannya. Innalilahi wa
inna ilaihi raaji’un!
Ternyata komandan tadi turun ke makam untuk
meletakkan jenazah rekannya, dan saat ia ingin naik ia merasakan sakit di
dadanya, lalu ia meninggal dalam makam tersebut.
Mati akan menghampiri kita dimanapun dan
kapanpun. Lantas, apa bekal yang sudah kita siapkan untuk kematian ini?
Seberapa banyak amal kita? Ayoolah, jangan hanya takut untuk mati. Tapi
persiapkanlah kematian. Mari kita intropeksi diri kita masing-masing.
Imam Hasan Al-Bashri berkata, “Seorang mukmin adalah panglima bagi dirinya
sendiri, ia mengatur dan menginspeksi dirinya sendiri karena mengharap
keridhaan Allah Ta’ala.” :)
0 komentar:
Posting Komentar