Selasa, 14 Januari 2014


Guk Guk? Yaa . . . Maksud saya adalah anjing. Kita sepakat bahwa dalam islam, anjing (air liur) termasuk najis mugholadhoh. Hal itu merupakan salah satu alasan mengapa islam sangat melarang memelihara anjing. Sedangkan secara medis juga terdapat banyak fakta ilmiah terkait bahaya memelihara anjing terhadap kesehatan. Mari kita simak . . .

Telah diketahui bahwa hewan ini mengandung berbagai jenis cacing yang membahayakan. Cacing-cacing ini dapat bertahan hidup di dalam perut anjing. Diantara jenis itu adalah:

  • Cacing pita jenis Dibeld Cuninam yang menyebabkan kerusakan alat pencernakan, pankreas, dan kantong empedu, terkadang juga masuk ke hati menembus lambung serta menyebabkan radang prostat.
  • Cacing Miletbisip. Telur cacing ini keluar bersama kotoran anjing. Jika berpindah ke manusia, akan membentuk kantong dalam otak sehingga mengakibatkan terganggunya otak, tidak mampu melihat, atau keseimbangan tubuh akan hilang.
  • Cacing pita Taenia akinoks, yang dapat berpindah dengan mudah dari dubur anjing ke mulutnya sehingga mulutnya akan tercemar ribuan telur-telur cacing. Jika berpindah ke manusia akan menyebabkan penyakit hepatitis. Penyakit ini menyerang daerah hati, paru-paru, limpa, pankreas, otak dan tulang belakang.

Karena alasan-alasan di atas itulah Rasulullah saw begitu mengkhususkan hidung dan mulut anjing sebagai tempat yang paling patut diwaspadai dibandingkan bagian-bagian tubuh yang lain. Cacing-cacing tersebut penuh dengan telur-telur yang telah dibuahi. Ketika sampai di lubang moncongnya, anjing akan merasa gatal dan menggaruknya dengan moncongnya. Dari sini penyakit dapat menyebar dengan mudah. Begitu mudahnya sampai-sampai Rasulullah saw menasehatkan agar mencuci wadah yang terkena jilatan anjing sebanyak tujuh kali dengan air bersih dimana salah satunya memakai debu (atau sabun).

Sementara itu, mengenai bulu anjing menurut ahli fiqih yang terkuat hukumnya adalah suci. Tidak ada alasan menyatakannya najis. Bulu anjing tidak sama seperti bulu babi yang pada setiap helainya terdapat bibit penyakit karena di kulitnya ada parasit yang dinamakan Swine Erysipelas. Satu-satunya yang menjadikan bulu anjing menjadi najis adalah karena bulu-bulu itu dikhawatirkan telah terkena air liurnya.

Anjing mungkin saja bukan satu-satunya hewan peliharaan yang mudah terjangkit penyakit sebagaimana kucing juga rentan terkena toksoplasma. Namun demikian, kita bisa menyimpulkan bahwa ditinjau dari sisi kesehatan, fisik anjing jauh lebih rentan pada penyakit ketimbang fisik kucing atau hewan peliharaan lainnya. Maka jika sekarang ini kita lihat jumlah klinik khusus anjing jumlahnya lebih banyak dibanding klinik khusus kucing sebaiknya kita tidak perlu lagi merasa heran.

Sebagian ulama ada yang berpendapat, bahwa hikmah dilarangnya memelihara anjing di rumah ialah: Kalau anjing itu menyalak dapat menakutkan tamu yang datang, bisa membuat lari orang-orang yang lewat atau mengganggu orang yang sedang jalan, dan mungkin gonggongannya juga bisa membunuh orang. Kenapa? Lha kalau orang yang jantungan. Sekali kaget, langsung Innaalillahi wa inna ilaihi roji’un . . . :)

0 komentar:

Posting Komentar